Powered By Blogger

Minggu, 04 November 2012

Kemandirian Sang Nenek Tua



Sebenernya belum bisa saya bilang tua seehh, buat ukuran nenek2 yang baru berumur 80 tahun,, tapi entah kenapa ada hasrat lain ketika saya mulai mengenal sosok sang nenek,, ada cemistriii gimanaaaa gitu,,sosok seorang nenek yang sepertinya amat saya rindukan keberadaannya dan berharap itu menjadi bagian dari keluarga saya,, begitu juga doa saya kelak jika sudah tua nanti saya berharap bisa hidup seperti dia.
Bayangkan teman, seorang nenek dengan usia segitu bisa bertahan hidup sendirian, padahal dia punya keluarga yang saya pikir tak pernah berniat untuk menyia-nyia kan sang nenek. Dan ternyata memang benar adanya, walopun hanya masih dalam spekulasi pemikiran saya sendiri kalo sang nenek lah yang memilih menjalani hidup seperti ini.
Mungkin kebersamaan saya dengan sang nenek tak akan berlansung lama, paling banter hanya bertahan 2 minggu ini dan saya harus kembali lagi ke tempat tinggal semula. Tapi walopun begitu nenek ini begitu saya kagumi dan rasanya enggan untuk meninggalkannya walopun saya tak pernah begitu mendekatinya, beramah tamah padanya, memperhatikan segala aktifitasnya, dan saya juga bukan seorang yang pintar dalm hal bermanis muka.
Tapiiii sekali lagi tapii, entah lah saya juga tidak bisa mengerti kenapa ada perasaan seperti ini terhadap sang nenek, padahal secara biologis dia bukan siapa2 saya dan hanya kenal setelah saya butuh tumpangan dan itu adalah di rumahnya, dimana dia tinggal sendirian dirumah ini, rumah dengan 4 kamar, ruang tamu, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Dia tinggal bersama 5 ekor kucingnya, yang masing2nya di beri nama, ada si manis, ira, hitam dan ipus, eittss kenapa Cuma 4 yaaaa?!!, ternyata nama ipus diberikan sang nenek untuk 2 kucing, sepertinya mereka kembar, mungkin (lagi2 saya berspekulasi) daripada bingung ngingetin yang mana ipus dan yang mana ipas mending si nenek kaci nama ipus aja untuk keduanya hihihiii.
Mungkin karena itu pula saya ingin sekali menuliskan pengalaman yang sedikit ini, setidaknya ada kenangan jika suatu saat saya tak lagi disini, mungkin akan menuju satu tempat dan kehidupan yang lebih baik, dan cerita inilah nantinya yang akan saya pamerkan kepada mereka yang tak punya nenek. Sebenernya saya juga sudah tidak punya nenek lagi, tepat 14 Februari 2011 nenek saya meninggal, melepaskan semua tanda tanya anak-anak dan cucu2 nya mengenai hal yang sebenernya mereka tunggu2 itu hahaaaa
Jauh dalam hati saya tak pernah berniak buruk pada nenek, hanya saja keadaan yang menyebabkan saya harus seperti itu, belum pernah saya temukan sisi baik dari nenek saya sendiri kecuali saat dia membuatkan kami boneka dari kain dan sebenernya pun itu bukan untuk saya pribadi melainkan untuk adek yang terpaut usia 6 tahun dari saya.
Kembali ke sang nenek,, nenek ini mempunyai 3 orang anak dan 12 orang cucu, (ckckck saya tau dari dia), anak pertama dan keduanya laki2, yang pertama jadi Wali Nagari ditempat saya bekerja dan yang kedua jadi polisi di bukittinggi, dan sibungsu nya perempuan, kata si nenek juga tinggal di bukittinggi.
Dari anak pertama si nenek mendapatkan cucu 4 orang, diantaranya (anak ke 2) itulah yang menjadi Bos saya bekerja disini (seumuran dengan saya), tentunya bukan Bos Besarnyaa, dari dia juga lah akhirnya saya bisa kenal dengan sang nenek dan akhirnya bisa tinggal bersama, menyaksikan keunikan kehidupan sang nenek.
Dari anak kedua katanya si nenek mendapatkan cucu 5 orang, sedangkan dari yang perempuan si nenek hanya mendapatkan 3 cucu, dari keterangan inilah saya makin salut dengan sang nenek, di usianya yang begitu dia masih mampu mengingat jumlah cucu nya, lengkap dengan sedikit informasinya, dia bilang kalo ada 2 cucu nya yang lagi kuliah di pulau Jawa, satu di UI dan satunya lagidi surabaya.
Kerreenn teman, nenek tua mana yang kenal dengan UI ??
Tapi satu hal yang menjadi pertnayaan besar bagi saya walopun sebenernya saya sudah berspekulasi tentang itu, yaitu kenapa sang nenek tidak tinggal bersama si anak ato sianak tidak menemani sang nenek ???
Hummhh sudahlah mungkin itu masalah mereka, setidaknya dengan adanya saya disini tentu si nenek tidak akan kesepian walopun saya rasa mungkin ada kecanggungan baginya ketika harus hidup bersama dengan saya heheheee
Kekaguman selanjutnya, kecintaannya terhadap sang anak dan cucu, dia hanya bercerita seolah memberi tahu apa saja yang terjadi dan kenyataannya tanpa ada embel2 membanggakan atopun merendahkan mereka, hanya kita yang mendengarnya yang bisa menilai betapa besarnya cinta sang nenek terhadap mereka.
Begitu juga dengan pekerjaan, dengan kehidupan mandirinya otomatis segala keperluannya dilakukan sendirian, dan mungkin juga ada bantuan dari orang lain, tapi saya kira seberapalah orang lain mau mambantunya, dan satu lagi keberaniannya dengan posisi sebagai ibu dari orang no 1 di nagari ini, Woouuww itu adalah sebuah masalah besar kawan,, kenapa ?? karena menjadi orang no 1 itu banyak sekali yang akan mendapat tekanan, tidak luput kemungkinan orang tua menjadi sasaran, tapi keluarga ini berhasil memperlihatnya keberaniannya, setidaknya di mata saya sendiri
Tentang teknologi, sang nenek menggunakan HP sebagai alat komunikasinya dengan anak2nya, walopun hanya sebatas menerima dan menelepon serta liat saldo pulsa, tapi itu adalah sebuah kemampuan yang luar biasa buat saya, emak saya aja gag bisa pake hape, innii nenek tua malah punya HP sendiri, wouhhh ckckckk benar-benar kagum saya....
Tambahan point plus,, ternyata sang nenek menandai tanggal2 yang menurutnya penting di kalender,, awalnya saya hanya melihat tanda2 tanggal hijriah, mungkin sang nenek hanya menandai kapan dia akan melakukan puasa sunat, seperti yang memang sering dia lakukan setiap senen dan kamis, tapiii ternyata sang nenek juga menandai hal2 kecil seperti karambia, lunas koperasi, dll. Bener2 nenek tua yang sangat saya banggakan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar