Sebenernya belum bisa saya bilang tua seehh, buat ukuran nenek2 yang baru
berumur 80 tahun,, tapi entah kenapa ada hasrat lain ketika saya mulai mengenal
sosok sang nenek,, ada cemistriii gimanaaaa gitu,,sosok seorang nenek yang sepertinya amat saya rindukan
keberadaannya dan berharap itu menjadi bagian dari keluarga saya,, begitu juga doa saya kelak jika sudah tua nanti
saya berharap bisa hidup seperti dia.
Bayangkan teman, seorang nenek dengan usia segitu bisa bertahan hidup sendirian,
padahal dia punya keluarga yang saya pikir tak pernah berniat untuk menyia-nyia
kan sang nenek. Dan ternyata memang benar adanya, walopun hanya masih dalam
spekulasi pemikiran saya sendiri kalo sang nenek lah yang memilih menjalani
hidup seperti ini.
Mungkin kebersamaan saya dengan sang nenek tak akan berlansung lama, paling
banter hanya bertahan 2 minggu ini dan saya harus kembali lagi ke tempat
tinggal semula. Tapi walopun begitu nenek ini begitu saya kagumi dan rasanya
enggan untuk meninggalkannya walopun saya tak pernah begitu mendekatinya,
beramah tamah padanya, memperhatikan segala aktifitasnya, dan saya juga bukan
seorang yang pintar dalm hal bermanis muka.
Tapiiii sekali lagi tapii, entah lah saya juga tidak bisa mengerti kenapa
ada perasaan seperti ini terhadap sang nenek, padahal secara biologis dia bukan
siapa2 saya dan hanya kenal setelah saya butuh tumpangan dan itu adalah di
rumahnya, dimana dia tinggal sendirian dirumah ini, rumah dengan 4 kamar, ruang
tamu, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Dia tinggal bersama 5 ekor kucingnya, yang masing2nya di beri nama, ada si
manis, ira, hitam dan ipus, eittss kenapa Cuma 4 yaaaa?!!, ternyata nama ipus
diberikan sang nenek untuk 2 kucing, sepertinya mereka kembar, mungkin (lagi2
saya berspekulasi) daripada bingung ngingetin yang mana ipus dan yang mana ipas
mending si nenek kaci nama ipus aja untuk keduanya hihihiii.
Mungkin karena itu pula saya ingin sekali menuliskan pengalaman yang
sedikit ini, setidaknya ada kenangan jika suatu saat saya tak lagi disini,
mungkin akan menuju satu tempat dan kehidupan yang lebih baik, dan cerita
inilah nantinya yang akan saya pamerkan kepada mereka yang tak punya nenek.
Sebenernya saya juga sudah tidak punya nenek lagi, tepat 14 Februari 2011 nenek
saya meninggal, melepaskan semua tanda tanya anak-anak dan cucu2 nya mengenai
hal yang sebenernya mereka tunggu2 itu hahaaaa
Jauh dalam hati saya tak pernah berniak buruk pada nenek, hanya saja
keadaan yang menyebabkan saya harus seperti itu, belum pernah saya temukan sisi
baik dari nenek saya sendiri kecuali saat dia membuatkan kami boneka dari kain
dan sebenernya pun itu bukan untuk saya pribadi melainkan untuk adek yang
terpaut usia 6 tahun dari saya.
Kembali ke sang nenek,, nenek ini mempunyai 3 orang anak dan 12 orang cucu,
(ckckck saya tau dari dia), anak pertama dan keduanya laki2, yang pertama jadi
Wali Nagari ditempat saya bekerja dan yang kedua jadi polisi di bukittinggi,
dan sibungsu nya perempuan, kata si nenek juga tinggal di bukittinggi.
Dari anak pertama si nenek mendapatkan cucu 4 orang, diantaranya (anak ke
2) itulah yang menjadi Bos saya bekerja disini (seumuran dengan saya), tentunya
bukan Bos Besarnyaa, dari dia juga lah akhirnya saya bisa kenal dengan sang
nenek dan akhirnya bisa tinggal bersama, menyaksikan keunikan kehidupan sang
nenek.
Dari anak kedua katanya si nenek mendapatkan cucu 5 orang, sedangkan dari
yang perempuan si nenek hanya mendapatkan 3 cucu, dari keterangan inilah saya
makin salut dengan sang nenek, di usianya yang begitu dia masih mampu mengingat
jumlah cucu nya, lengkap dengan sedikit informasinya, dia bilang kalo ada 2
cucu nya yang lagi kuliah di pulau Jawa, satu di UI dan satunya lagidi
surabaya.
Kerreenn teman, nenek tua mana yang kenal dengan UI ??
Tapi satu hal yang menjadi pertnayaan besar bagi saya walopun sebenernya
saya sudah berspekulasi tentang itu, yaitu kenapa sang nenek tidak tinggal
bersama si anak ato sianak tidak menemani sang nenek ???
Hummhh sudahlah mungkin itu masalah mereka, setidaknya dengan adanya saya
disini tentu si nenek tidak akan kesepian walopun saya rasa mungkin ada
kecanggungan baginya ketika harus hidup bersama dengan saya heheheee
Kekaguman selanjutnya, kecintaannya terhadap sang anak dan cucu, dia hanya
bercerita seolah memberi tahu apa saja yang terjadi dan kenyataannya tanpa ada
embel2 membanggakan atopun merendahkan mereka, hanya kita yang mendengarnya
yang bisa menilai betapa besarnya cinta sang nenek terhadap mereka.
Begitu juga dengan pekerjaan, dengan kehidupan mandirinya otomatis segala
keperluannya dilakukan sendirian, dan mungkin juga ada bantuan dari orang lain,
tapi saya kira seberapalah orang lain mau mambantunya, dan satu lagi
keberaniannya dengan posisi sebagai ibu dari orang no 1 di nagari ini, Woouuww
itu adalah sebuah masalah besar kawan,, kenapa ?? karena menjadi orang no 1 itu
banyak sekali yang akan mendapat tekanan, tidak luput kemungkinan orang tua
menjadi sasaran, tapi keluarga ini berhasil memperlihatnya keberaniannya,
setidaknya di mata saya sendiri
Tentang teknologi, sang nenek menggunakan HP sebagai alat komunikasinya
dengan anak2nya, walopun hanya sebatas menerima dan menelepon serta liat saldo
pulsa, tapi itu adalah sebuah kemampuan yang luar biasa buat saya, emak saya
aja gag bisa pake hape, innii nenek tua malah punya HP sendiri, wouhhh ckckckk
benar-benar kagum saya....
Tambahan point plus,, ternyata sang nenek menandai tanggal2 yang menurutnya
penting di kalender,, awalnya saya hanya melihat tanda2 tanggal hijriah,
mungkin sang nenek hanya menandai kapan dia akan melakukan puasa sunat, seperti
yang memang sering dia lakukan setiap senen dan kamis, tapiii ternyata sang
nenek juga menandai hal2 kecil seperti karambia, lunas koperasi, dll. Bener2
nenek tua yang sangat saya banggakan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar