Powered By Blogger

Sabtu, 17 November 2012

KETIKA ORANG TUA TAK LAGI JADI MOMOK YANG MENAKUTKAN, SIAPA YANG SALAH ???


            Banyak kejadian dari kenakalan remaja yg kita liat saat ini,, bisa jadi ini masalah pergaulan mereka,, tapi tak mungkin pergaulan berpengaruh begitu besar terhadap prilaku mereka. Kembali pada diri anak itu sendri dan lingkungan keluarga mereka, perhatian orang tua terhadap prilaku anak sangat menjadi hal yg penting.
Bagaimana jadinya jika si anak tak lagi takut pada orang tua, mereka akan berbuat sekehendak hati, melanggar aturan yg telah ditetapkan, bisa dimulai dari lingkungan yang paling kecil, contohnya saja melanggar aturan keluar malam, sampai akhirnya melanggar aturan lalu lintas, melanggar aturan agama dan adat.
            Jika semua ini telah terjadi siapa yang harus disalahkan utk semua ini ?? si anak?? Lingkungan tinggal mereka?? Orang tua?? Ato bahkan gen yang mereka warisi dari keturunan keluarga yang tidak baik??
            Tak ada yg bisa disalahkan dan sudah pasti tak ada yg mau disalahkan,, karena ketika sianak mulai berprilaku berdasarkan ciri khas mereka,, orang lain akan bertanya siapa orang tuanya??
            Tapi begitu melihat perbedaan antara kebiasaan orang tua dengan prilaku anak, orang kembali bertanya siapa temannya? Dimana dy tinggal? Dsb yang mana dapat memberikan penjelasan ttg lingkungan tinggal si anak.
            Lalu orang2 akan mengklaim, oowh ternyata dy nakal karena berteman dengan si anu .. tapi mereka lupa menggabungkan semua peristiwa yg telah di alami si anak sehingga dy menjadi seperti itu.
Bisa jadi si anak berasal dari keluarga yang keliatannya baik, begitu dy berteman dengan si pembohong maka si anak akan berbohong,, dan orang lain tidak tahu ibu sianak sering membohongi suaminya..
Nah bingungkan mesti nyalahin siapa??
            Orang2 takkan tahu kalo ibu si anak adalah penipu ulung buat suaminya,, siapa yg akan tahu,, toh itu cuma rahasia si ibu yang hanya di ketahui suaminya, bahkan si anak sendiri pun takkan tahu kalo ibunya sering membohongi sang ayah,, tak mungkin pula seorang suami menjadikan istrinya sebagai bahan gunjingan yang handal..
Ehh udah kemana2 nehh ceritanya,, masa jd ngebahas urusan rumah tangga orang hohoo..
            Lalu jika kita mengatakan si anak nakal karena orang tua?? Orang tua yang baik tidak akan membiarkan anaknya mengetahui keburukan yang pernah dilakukannya,, apapun bentuknya, orang tua yang baik selalu ingin menjadi sempurna dimata anak2nya, apapun yang terjadi.
            Nah kembali ke si anak,, bagaimana jika si anak tak lagi takut pada orang tua mereka???
Mereka berani membantah apa yang dikatakan orang tua, sehingga orang tua tak lagi punya kemampuan untuk melarang si anak, sianak berkehendak semaunya,, bertindak semena-mena.
            Walopun sebenernya orang tua harusnya bukanlah menjadi momok yg menakutkan bagi si anak,, tapi si anak tetap harus patuh pada orang tuanya,, sehingga ada yg disegani setiap kali si anak bertindak,, jika ingin keluar malam si anak akan berpikir “boleh gag ya pulangnya malem2 ma ayah?”,, ato jika si anak terlibat pergaulan bebas, kenakalan remaja jaman sekarang, si anak harusnya mikir “ne malu2in nyak n bapak gw gag yah?”.
            Nnaahh mestinya keg gitu,, biar tercipta generasi bangsa yang bagus,, jangan bisanya cuma omong doang kalo kita orang berbangsa,, tapi orang tua ngomong gag pernah didengerin,, yang berlaku Cuma kata2 sendiri,, gimana mau maju kalo kek gitu..!!
            Ngeliat judul postingan w emg ngeri kalee yak hahaa,, pi maksudnya bukan gitu,, kesannya aja dibikin lebay, biasalahh,, jaman sekarang kalo gag lebay mana dilirik orang (hahaa dasar kurang lirikan).
            Pernah ne w jadiin status di fesbuk w,, awalnya seeh pengen liat comment orang yang pro ato malah jd bahan2 becandaan spt biasanya,, ehh malah yg ngoment orang yang berwibawa, arif n bijaksana gitu haha (maleset). Kepaksa deh w kebawa serius juga nanggepinnya. Pi ga pa pa jg seeh, skalian nambah ilmu w buat mahamin orang laen.

Minggu, 04 November 2012

Kemandirian Sang Nenek Tua



Sebenernya belum bisa saya bilang tua seehh, buat ukuran nenek2 yang baru berumur 80 tahun,, tapi entah kenapa ada hasrat lain ketika saya mulai mengenal sosok sang nenek,, ada cemistriii gimanaaaa gitu,,sosok seorang nenek yang sepertinya amat saya rindukan keberadaannya dan berharap itu menjadi bagian dari keluarga saya,, begitu juga doa saya kelak jika sudah tua nanti saya berharap bisa hidup seperti dia.
Bayangkan teman, seorang nenek dengan usia segitu bisa bertahan hidup sendirian, padahal dia punya keluarga yang saya pikir tak pernah berniat untuk menyia-nyia kan sang nenek. Dan ternyata memang benar adanya, walopun hanya masih dalam spekulasi pemikiran saya sendiri kalo sang nenek lah yang memilih menjalani hidup seperti ini.
Mungkin kebersamaan saya dengan sang nenek tak akan berlansung lama, paling banter hanya bertahan 2 minggu ini dan saya harus kembali lagi ke tempat tinggal semula. Tapi walopun begitu nenek ini begitu saya kagumi dan rasanya enggan untuk meninggalkannya walopun saya tak pernah begitu mendekatinya, beramah tamah padanya, memperhatikan segala aktifitasnya, dan saya juga bukan seorang yang pintar dalm hal bermanis muka.
Tapiiii sekali lagi tapii, entah lah saya juga tidak bisa mengerti kenapa ada perasaan seperti ini terhadap sang nenek, padahal secara biologis dia bukan siapa2 saya dan hanya kenal setelah saya butuh tumpangan dan itu adalah di rumahnya, dimana dia tinggal sendirian dirumah ini, rumah dengan 4 kamar, ruang tamu, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Dia tinggal bersama 5 ekor kucingnya, yang masing2nya di beri nama, ada si manis, ira, hitam dan ipus, eittss kenapa Cuma 4 yaaaa?!!, ternyata nama ipus diberikan sang nenek untuk 2 kucing, sepertinya mereka kembar, mungkin (lagi2 saya berspekulasi) daripada bingung ngingetin yang mana ipus dan yang mana ipas mending si nenek kaci nama ipus aja untuk keduanya hihihiii.
Mungkin karena itu pula saya ingin sekali menuliskan pengalaman yang sedikit ini, setidaknya ada kenangan jika suatu saat saya tak lagi disini, mungkin akan menuju satu tempat dan kehidupan yang lebih baik, dan cerita inilah nantinya yang akan saya pamerkan kepada mereka yang tak punya nenek. Sebenernya saya juga sudah tidak punya nenek lagi, tepat 14 Februari 2011 nenek saya meninggal, melepaskan semua tanda tanya anak-anak dan cucu2 nya mengenai hal yang sebenernya mereka tunggu2 itu hahaaaa
Jauh dalam hati saya tak pernah berniak buruk pada nenek, hanya saja keadaan yang menyebabkan saya harus seperti itu, belum pernah saya temukan sisi baik dari nenek saya sendiri kecuali saat dia membuatkan kami boneka dari kain dan sebenernya pun itu bukan untuk saya pribadi melainkan untuk adek yang terpaut usia 6 tahun dari saya.
Kembali ke sang nenek,, nenek ini mempunyai 3 orang anak dan 12 orang cucu, (ckckck saya tau dari dia), anak pertama dan keduanya laki2, yang pertama jadi Wali Nagari ditempat saya bekerja dan yang kedua jadi polisi di bukittinggi, dan sibungsu nya perempuan, kata si nenek juga tinggal di bukittinggi.
Dari anak pertama si nenek mendapatkan cucu 4 orang, diantaranya (anak ke 2) itulah yang menjadi Bos saya bekerja disini (seumuran dengan saya), tentunya bukan Bos Besarnyaa, dari dia juga lah akhirnya saya bisa kenal dengan sang nenek dan akhirnya bisa tinggal bersama, menyaksikan keunikan kehidupan sang nenek.
Dari anak kedua katanya si nenek mendapatkan cucu 5 orang, sedangkan dari yang perempuan si nenek hanya mendapatkan 3 cucu, dari keterangan inilah saya makin salut dengan sang nenek, di usianya yang begitu dia masih mampu mengingat jumlah cucu nya, lengkap dengan sedikit informasinya, dia bilang kalo ada 2 cucu nya yang lagi kuliah di pulau Jawa, satu di UI dan satunya lagidi surabaya.
Kerreenn teman, nenek tua mana yang kenal dengan UI ??
Tapi satu hal yang menjadi pertnayaan besar bagi saya walopun sebenernya saya sudah berspekulasi tentang itu, yaitu kenapa sang nenek tidak tinggal bersama si anak ato sianak tidak menemani sang nenek ???
Hummhh sudahlah mungkin itu masalah mereka, setidaknya dengan adanya saya disini tentu si nenek tidak akan kesepian walopun saya rasa mungkin ada kecanggungan baginya ketika harus hidup bersama dengan saya heheheee
Kekaguman selanjutnya, kecintaannya terhadap sang anak dan cucu, dia hanya bercerita seolah memberi tahu apa saja yang terjadi dan kenyataannya tanpa ada embel2 membanggakan atopun merendahkan mereka, hanya kita yang mendengarnya yang bisa menilai betapa besarnya cinta sang nenek terhadap mereka.
Begitu juga dengan pekerjaan, dengan kehidupan mandirinya otomatis segala keperluannya dilakukan sendirian, dan mungkin juga ada bantuan dari orang lain, tapi saya kira seberapalah orang lain mau mambantunya, dan satu lagi keberaniannya dengan posisi sebagai ibu dari orang no 1 di nagari ini, Woouuww itu adalah sebuah masalah besar kawan,, kenapa ?? karena menjadi orang no 1 itu banyak sekali yang akan mendapat tekanan, tidak luput kemungkinan orang tua menjadi sasaran, tapi keluarga ini berhasil memperlihatnya keberaniannya, setidaknya di mata saya sendiri
Tentang teknologi, sang nenek menggunakan HP sebagai alat komunikasinya dengan anak2nya, walopun hanya sebatas menerima dan menelepon serta liat saldo pulsa, tapi itu adalah sebuah kemampuan yang luar biasa buat saya, emak saya aja gag bisa pake hape, innii nenek tua malah punya HP sendiri, wouhhh ckckckk benar-benar kagum saya....
Tambahan point plus,, ternyata sang nenek menandai tanggal2 yang menurutnya penting di kalender,, awalnya saya hanya melihat tanda2 tanggal hijriah, mungkin sang nenek hanya menandai kapan dia akan melakukan puasa sunat, seperti yang memang sering dia lakukan setiap senen dan kamis, tapiii ternyata sang nenek juga menandai hal2 kecil seperti karambia, lunas koperasi, dll. Bener2 nenek tua yang sangat saya banggakan...